Senin, 06 Oktober 2008


PROSEDUR INSTALASI WIRELESS LAN




Peralatan

1. Kompas dan peta topografi

2. Penggaris dan busur derajat

3. Pensil, penghapus, alat tulis

4. GPS, altimeter, klinometer

5. Kaca pantul dan teropong

6. Radio komunikasi (HT)

7. Orinoco PC Card, pigtail dan PCI / ISA adapter

8. Multimeter, SWR, cable tester, solder, timah, tang potong kabel

9. Peralatan panjat, harness, carabiner, webbing, cows tail, pulley

10. Kunci pas, kunci ring, kunci inggris, tang (potong, buaya, jepit), obeng set, tie rap, isolator gel, TBA, unibell

11. Kabel power roll, kabel UTP straight dan cross, crimping tools, konektor RJ45

12. Software AP Manager, Orinoco Client, driver dan AP Utility Planet, firmware dan operating system (NT, W2K, W98 / ME, Linux, FreeBSD + utilitynya)












Survey Lokasi

1. Tentukan koordinat letak kedudukan station, jarak udara terhadap BTS dengan GPS dan kompas pada peta

2. Perhatikan dan tandai titik potensial penghalang (obstructure) sepanjang path

3. Hitung SOM, path dan acessories loss, EIRP, freznel zone, ketinggian antena

4. Perhatikan posisi terhadap station lain, kemungkinan potensi hidden station, over shoot dan test noise serta interferensi

5. Tentukan posisi ideal tower, elevasi, panjang kabel dan alternatif seandainya ada kesulitan dalam instalasi

6. Rencanakan sejumlah alternatif metode instalasi, pemindahan posisi dan alat

Pemasangan Konektor

1. Kuliti kabel coaxial dengan penampang melintang, spesifikasi kabel minimum adalah RG 8 9913 dengan perhitungan losses 10 db setiap 30 m

2. Jangan sampai terjadi goresan berlebihan karena perambatan gelombang mikro adalah pada permukaan kabel

3. Pasang konektor dengan cermat dan memperhatikan penuh masalah kerapian

4. Solder pin ujung konektor dengan cermat dan rapi, pastikan tidak terjadi short

5. Perhatikan urutan pemasangan pin dan kuncian sehingga dudukan kabel dan konektor tidak mudah bergeser

6. Tutup permukaan konektor dengan aluminium foil untuk mencegah kebocoran dan interferensi, posisi harus menempel pada permukaan konektor

7. Lapisi konektor dengan aluminium foil dan lapisi seluruh permukaan sambungan konektor dengan isolator TBA (biasa untuk pemasangan pipa saluran air atau kabel listrik instalasi rumah)

8. Terakhir, tutup seluruh permukaan dengan isolator karet untuk mencegah air

9. Untuk perawatan, ganti semua lapisan pelindung setiap 6 bulan sekali

10. Konektor terbaik adalah model hexa tanpa solderan dan drat sehingga sedikit melukai permukaan kabel, yang dipasang dengan menggunakan crimping tools, disertai karet bakar sebagai pelindung pengganti isolator karet

Pembuatan POE

1. Power over ethernet diperlukan untuk melakukan injeksi catu daya ke perangkat Wireless In A Box yang dipasang di atas tower, POE bermanfaat mengurangi kerugian power (losses) akibat penggunaan kabel dan konektor

2. POE menggunakan 2 pair kabel UTP yang tidak terpakai, 1 pair untuk injeksi + (positif) power dan 1 pair untuk injeksi – (negatif) power, digunakan kabel pair (sepasang) untuk menghindari penurunan daya karena kabel loss

3. Perhatikan bahwa permasalahan paling krusial dalam pembuatan POE adalah bagaimana cara mencegah terjadinya short, karena kabel dan konektor power penampangnya kecil dan mudah bergeser atau tertarik, tetesi dengan lilin atau isolator gel agar setiap titik sambungan terlindung dari short

4. Sebelum digunakan uji terlebih dahulu semua sambungan dengan multimeter



Instalasi Antena

1. Pasang pipa dengan metode stack minimum sampai ketinggian 1st freznel zone terlewati terhadap obstructure terdekat

2. Perhatikan stabilitas dudukan pipa dan kawat strenght, pasang dudukan kaki untuk memanjat dan anker cows tail

3. Cek semua sambungan kabel dan konektor termasuk penangkal petir bila ada

4. Pasang antena dengan rapi dan benar, arahkan dengan menggunakan kompas dan GPS sesuai tempat kedudukan BTS di peta

5. Pasang kabel dan rapikan sementara, jangan sampai berat kabel menjadi beban sambungan konektor dan mengganggu gerak pointing serta kedudukan antena

6. Perhatikan dalam memasang kabel di tower / pipa, jangan ada posisi menekuk yang potensial menjadi akumulasi air hujan, bentuk sedemikian rupa sehingga air hujan bebas jatuh ke bawah















Instalasi Perangkat Radio

1. Instal PC Card dan Orinoco dengan benar sampai dikenali oleh OS tanpa konflik dan pastikan semua driver serta utility dapat bekerja sempurna

2. Instalasi pada OS W2K memerlukan driver terbaru dari web site dan ada di CD utility kopian, tidak diperlukan driver PCMCIA meskipun PNP W2K melakukannya justru deteksi ini menimbulkan konflik, hapus dirver ini dari Device Manager

3. Instalasi pada NT memerlukan kecermatan alokasi alamat IO, IRQ dan DMA, pada BIOS lebih baik matikan semua device (COM, LPT dll.) dan peripheral (sound card, mpeg dll.) yang tidak diperlukan

4. Semua prosedur ini bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari 30 menit tidak termasuk instalasi OS, lebih dari waktu ini segera jalankan prosedur selanjutnya

5. Apabila terus menerus terjadi kesulitan instalasi, untuk sementara demi efisiensi lakukan instalasi dibawah OS Win98 / ME yang lebih mudah dan sedikit masalah

6. Pada instalasi perangkat radio jenis Wireless In A Box (Mtech, Planet, Micronet dlll.), terlebih dahulu lakukan update firmware dan utility

7. Kemudian uji coba semua fungsi yang ada (AP, Inter Building, SAI Client, SAA2, SAA Ad Hoc dll.) termasuk bridging dan IP Addressing dengan menggunakan antena helical, pastikan semua fungsi berjalan baik dan stabil

8. Pastikan bahwa perangkat Power Over Ethernet (POE) berjalan sempurna

Pengujian Noise

1. Bila semua telah berjalan normal, install semua utility yang diperlukan dan mulai lakukan pengujian noise / interferensi, pergunakan setting default

2. Tanpa antena perhatikan apakah ada signal strenght yang tertangkap dari station lain disekitarnya, bila ada dan mencapai good (sekitar 40 % – 60 %) atau bahkan lebih, maka dipastikan station tersebut beroperasi melebihi EIRP dan potensial menimbulkan gangguan bagi station yang sedang kita bangun, pertimbangkan untuk berunding dengan operator BTS / station eksisting tersebut

3. Perhatikan berapa tingkat noise, bila mencapai lebih dari tingkat sensitifitas radio (biasanya adalah sekitar – 83 dbm, baca spesifikasi radio), misalnya – 100 dbm maka di titik station tersebut interferensinya cukup tinggi, tinggal apakah signal strenght yang diterima bisa melebihi noise

4. Perhitungan standar signal strenght adalah 0 % – 40 % poor, 40 % - 60 % good, 60 % - 100 % excellent, apabila signal strenght yang diterima adalah 60 % akan tetapi noisenya mencapai 20 % maka kondisinya adalah poor connection (60 % - 20 % - 40 % poor), maka sedapat mungkin signal strenght harus mencapai 80 %

5. Koneksi poor biasanya akan menghasilkan PER (packet error rate – bisa dilihat dari persentasi jumlah RTO dalam continous ping) diatas 3 % – 7 % (dilihat dari utility Planet maupun Wave Rider), good berkisar antara 1 % - 3 % dan excellent dibawah 1 %, PER antara BTS dan station client harus seimbang

6. Perhitungan yang sama bisa dipergunakan untuk memperhatikan station lawan atau BTS kita, pada prinsipnya signal strenght, tingkat noise, PER harus imbang untuk mendapatkan stabilitas koneksi yang diharapkan

7. Pertimbangkan alternatif skenario lain bila sejumlah permasalahan di atas tidak bisa diatasi, misalkan dengan memindahkan station ke tempat lain, memutar arah pointing ke BTS terdekat lainnya atau dengan metode 3 titik (repeater) dll.


Perakitan Antena

1. Antena microwave jenis grid parabolic dan loop serta yagi perlu dirakit karena terdiri dari sejumlah komponen, berbeda dengan jenis patch panel, panel sector maupun omni directional

2. Rakit antena sesuai petunjuk (manual) dan gambar konstruksi yang disertakan

3. Kencangkan semua mur dan baut termasuk konektor dan terutama reflektor

4. Perhatikan bahwa antena microwave sangat peka terhadap perubahan fokus, maka pada saat perakitan antena perhatikan sebaik-baiknya fokus reflektor terhadap horn (driven antena), sedikit perubahan fokus akan berakibat luas seperti misalnya perubahan gain (db) antena

5. Beberapa tipe antena grid parabolic memiliki batang extender yang bisa merubah letak fokus reflektor terhadap horn sehingga bisa diset gain yang diperlukan

Pointing Antena

1. Secara umum antena dipasang dengan polarisasi horizontal

2. Arahkan antena sesuai arah yang ditunjukkan kompas dan GPS, arah ini kita anggap titik tengah arah (center beam)

3. Geser antena dengan arah yang tetap ke kanan maupun ke kiri center beam, satu per satu pada setiap tahap dengan perhitungan tidak melebihi ½ spesifikasi beam width antena untuk setiap sisi (kiri atau kanan), misalkan antena 24 db, biasanya memiliki beam width 12 derajat maka, maksimum pergeseran ke arah kiri maupun kanan center beam adalah 6 derajat

4. Beri tanda pada setiap perubahan arah dan tentukan skornya, penentuan arah terbaik dilakukan dengan cara mencari nilai average yang terbaik, parameter utama yang harus diperhatikan adalah signal strenght, noise dan stabilitas

5. Karena kebanyakan perangkat radio Wireless In A Box tidak memiliki utility grafis untuk merepresentasikan signal strenght, noise dsb (kecuali statistik dan PER) maka agar lebih praktis, untuk pointing gunakan perangkat radio standar 802.11b yang memiliki utility grafis seperti Orinoco atau gunakan Wave Rider

6. Selanjutnya bila diperlukan lakukan penyesuaian elevasi antena dengan klino meter sesuai sudut antena pada station lawan, hitung berdasarkan perhitungan kelengkungan bumi dan bandingkan dengan kontur pada peta topografi

7. Ketika arah dan elevasi terbaik yang diperkirakan telah tercapai maka apabila diperlukan dapat dilakukan pembalikan polarisasi antena dari horizontal ke vertical untuk mempersempit beam width dan meningkatkan fokus transmisi, syaratnya kedua titik mempergunakan antena yang sama (grid parabolic) dan di kedua titik polarisasi antena harus sama (artinya di sisi lawan polarisasi antena juga harus dibalik menjadi vertical)















Pengujian Koneksi Radio

1. Lakukan pengujian signal, mirip dengan pengujian noise, hanya saja pada saat ini antena dan kabel (termasuk POE) sudah dihubungkan ke perangkat radio

2. Sesuaikan channel dan nama SSID (Network Name) dengan identitas BTS / AP tujuan, demikian juga enkripsinya, apabila dipergunakan otentikasi MAC Address maka di AP harus didefinisikan terlebih dahulu MAC Address station tersebut

3. Bila menggunakan otentikasi Radius, pastikan setting telah sesuai dan cobalah terlebih dahulu mekanismenya sebelum dipasang

4. Perhatikan bahwa kebanyakan perangkat radio adalah berfungsi sebagai bridge dan bekerja berdasarkan pengenalan MAC Address, sehingga IP Address yang didefinisikan berfungsi sebagai interface utility berdasarkan protokol SNMP saja, sehingga tidak perlu dimasukkan ke dalam tabel routing

5. Tabel routing didefinisikan pada (PC) router dimana perangkat radio terpasang, untuk Wireless In A Box yang perangkatnya terpisah dari (PC) router, maka pada device yang menghadap ke perangkat radio masukkan pula 1 IP Address yang satu subnet dengan IP Address yang telah didefinisikan pada perangkat radio, agar utility yang dipasang di router dapat mengenali radio

6. Lakukan continuos ping untuk menguji stabilitas koneksi dan mengetahui PER

7. Bila telah stabil dan signal strenght minimum good (setelah diperhitungkan noise) maka lakukan uji troughput dengan melakukan koneksi FTP (dengan software FTP client) ke FTP server terdekat (idealnya di titik server BTS tujuan), pada kondisi ideal average troughput akan seimbang baik saat download maupun up load, maksimum troughput pada koneksi radio 1 mbps adalah sekitar 600 kbps dan per TCP connection dengan MTU maksimum 1500 bisa dicapai 40 kbps

8. Selanjutnya gunakan software mass download manager yang mendukung TCP connection secara simultan (concurrent), lakukan koneksi ke FTP server terdekat dengan harapan maksimum troughput 5 kbps per TCP connection, maka dapat diaktifkan sekitar 120 session simultan (concurrent), asumsinya 5 x 120 = 600

9. Atau dengan cara yang lebih sederhana, digunakan skala yang lebih kecil, 12 concurrent connection dengan trouhput per session 5 kbps, apa total troughput bisa mencapai 60 kbps (average) ? bila tercapai maka stabilitas koneksi sudah dapat dijamin berada pada level maksimum

10. Pada setiap tingkat pembebanan yang dilakukan bertahap, perhatikan apakah RRT ping meningkat, angka mendekati sekitar 100 ms masih dianggap wajar
Dynamips merupakan emulator yang cukup bagus untuk belajar konfigurasi router, khususnya untuk platform 1700, 2600, 3600, 3700, and 7200 series. Untuk menakses dynamips, diperlukan Dinagen sebagai front-end untuk dynamips, dynagen dibuat menggunakan bahasa pyton yang bekerja dengan system virtual network. Cukup basa-basi nya, skarang mulai tutornya.
Pertama cari softwarenya di http://sourceforge.net, dgn nama lebih kurang kayak gini : dynagen-0.10.1_dynamips-0.8.0-RC1_Win_XP_setup.exe. dan install hingga akhirnya di desktop akan ada 3 shortcut yaitu Dynamips Server.bat, Network device list.bat, dan Dynagen Sample Labs(folder shortcut ke C:\Program Files\Dynamips\sample_labs).
Kedua, Jalankan Dynamips Server.bat untuk memulai Dynamips.

Untuk memulai emulatornya, jalankan Dynagen dgn cara mengeksekusi file .net yg ada pada folder Dynagen Sample Labs. Setiap folder mewakili virtual labs yang ada, dalam setiap folder tsb terdapat file seperti ethsw1.net, simple2.net, dan lain2 (file konfigurasi). Contoh berikut ini jika kita menjalankan file frame_relay1.net pada folder frame_relay.

dgn perintah List, dapat diketahui bahwa pada virtual network ini terdapat 4 buah router (R1, R2, R3, dan F1). Untuk mengakses dan mengkonfigurasi nya, jalan kan aja telnet
Untuk mengubah jenis router yang akan di emulatorkan :
1. download image IOS router yang diinginkan (ekstensi .bin atau .image) - ingat Dynamips versi ini hanya mendukung router 1700, 2600, 3600, 3700, and 7200 series.
2. tempatkan image IOS pada suatu folder.
3. Edit salah satu file konfigurasi .net yang ada, dan rubah baris image = , arahkan ke folder dari file image IOS yang terlah didownload tadi.
4. Hapus semua file yang berada satu folder dgn file konfigurasi .net yang bersangkutan.
5. Jalankan kembali file konfigurasi .net dynagen nya.
Sekain tutorial nya, sekarang anda bisa belajar bagaimana mengkonfigurasi suatu cisco router tanpa perlu punya / membeli cisco, dan tanpa mengkoneksikan pc ke cisco.
–=(+) (+)=–
Kebutuhan akan sambungan Internet berkecepatan tinggi yang handal semakin terasa saat ini. Kompetisi yang tajam diantara WARNET, Lembaga Pendidikan, Perkantoran membutuhkan solusi akses Internet berkecepatan tinggi. Modem telepon 33.6-56Kbps menjadi usang dalam kompetisi yang demikian tajam, akses Internet kecepatan 64Kbps, 128Kbps hingga 2-11Mbps menjadi dambaan banyak pengusaha WARNET. Sayang sekali infrastruktur Telkom yang ada sekarang ini tidak memadai untuk dipakai pada kecepatan tinggi hingga 2-11Mbps secara reliable dan murah. Paling murah harus membayar Rp. 10 juta / bulan ke Telkom untuk menyewa leased line 2Mbps. Peralatan WaveLAN buatan sendiri membutuhkan Rp. 20 juta-an se pasang (satu link), jadi hanya 2 bulan langganan ke Telkom sudah balik modal.

Berbagai solusi alternatif sambungan ke Internet telah di gunakan banyak orang mulai dari PC-modem dial-up, leased line via Telkom, VSAT semua mempunyai kendala (terutama biaya) pada akses Internet berkecepatan tinggi. Dengan mahalnya solusi kecepatan tinggi yang diberikan maka solusi wireless menjadi menarik karena ternyata memberikan solusi yang relatif murah untuk akses data kecepatan tinggi. Pada prinsip-nya ada dua (2) solusi utama, yaitu:

• Teknologi Satelit untuk jarak jauh – contohnya adalah MELESAT, PalapaNet & TurboNet yang paling murah & masih masuk ke kelas DirectPC.
• Teknologi CDMA / WaveLAN untuk jarak pendek 5-10 km.

Pada kesempatan ini kami akan membahas teknik menginstalasi router WaveLAN yang murah agar dapat mengkaitkan sebuah LAN ke jaringan Internet. Router WaveLAN built-up dapat dibeli dari beberapa perusahaan di Indonesia maupun langsung dari Amerika Serikat seharga sekitar US$3000-an per buahnya. Mahal sekali memang, oleh karena itu akal-akalan perlu kita lakukan untuk menekan harga supaya menjadi sangat murah sekitar Rp. 20-an juta sepasang (satu link). Rekan-rekan yang aktif mengusahakan router WaveLAN yang murah ini terutama di motori oleh aulia@wahid.com dan AI3-ITB (dedi@ai3.itb.ac.id).

Perlu di camkan disini bahwa ijin penggunaan frekuensi harus di mintakan ke DITJEN POSTEL, karena sampai saat ini belum dibebaskan penggunaan frekuensi di alokasi frekuensi data kecepatan tinggi ini untuk digunakan secara bebas. Adapun alokasi frekuensi yang perlu dimintakan ijin-nya adalah band 2.4GHz umumnya. Walaupun beberapa peralatan WaveLAN yang baru juga menggunakan band-band lain seperti 5.8GHz, 10GHz maupun 915MHz (yang dilarang digunakan di Indonesia). Biaya sewa frekuensi-nya harus di check ke http://www.postel.go.id - tapi rasanya sekitar Rp. 2 juta / tahun (masih lebih murah daripada berlangganan Telkom).

Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk memberi sedikit gambaran penyambungan Internet melalui radio WaveLAN (2.4GHz) dan teknik membuat router mengggunakan WaveLAN tsb.

Perlu diketahui bahwa ada beberapa jenis card WaveLAN yang banyak beredar di pasaran. Salah satu yang banyak beredar saat ini berbentuk PCMCIA seperti WavePOINT II yang biasanya digunakan dalam konfigurasi LAN bridge tanpa kabel. Dengan WavePOINT II orang di kantor dapat berjalan-jalan / mobile menggunakan laptop-nya tanpa perlu pusing dengan mencari colokan LAN. Dengan perangkat lunak yang sesuai maka card WaveLAN tsb bisa di aktifkan dengan baik. Pada gambar tampak card WavePOINT II PCMCIA yang dimaksud.

Jenis lain yang saat ini banyak digunakan untuk sambungan dedikated antar Warnet maupun lembaga pendidikan ke Internet adalah jenis gabungan antara card PCMCIA dengan dudukan untuk ke bus ISA di motherboard PC. Jenis ini yang banyak digunakan di ITB untuk menyambungkan berbagai universitas / instansi ke Internet.

Gambaran umum topologi penyambungan dua buah LAN melalui perangkat WaveLAN ini dapat dilihat pada gambar. WaveLAN berfungsi sebagai saluran jarak jauh antara ke dua LAN yang akan di sambungkan tersebut. Jarak tempuh peralatan WaveLAN ini sekitar 5-10 km harus line-of-sight artinya tidak boleh ada halangan fisik diantara ke dua antenna WaveLAN tsb. Jika ada gedung atau gunung ya di jamin halal komunikasi tidak akan terjadi karena kita bekerja pada frekuensi 2.4GHz di Microwave band. Tampak pada gambar yang lain tumpukan antenna WaveLAN yang ada di atap salah gedung di ITB untuk menyambungkan ke banyak institusi di sekitarnya. Teknik mengarahkan antenna merupakan seni tersendiri apalagi pada jarak jauh 5-10 km yang kadang-kadang cukup sulit untuk melihat ujung lawan bicaranya. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah peralatan arrester (anti petir) seperti tampak pada gambar HARUS dipasang antara Card WaveLAN dan antenna agar peralatan kita aman dari imbas maupun sambaran langsung dari Petir. Arrester adalah investasi yang menguntungkan dibandingkan memberikan mangsa card wavelan kita ke petir.
Instalasi router WaveLAN
WaveLAN di dukung oleh banyak sistem operasi seperti WindowsNT, FreeBSD & Linux untuk beroperasi sebagai router. Ada cukup banyak informasi di Internet yang memungkinkan kita menjalankan PC sebagai gateway / router wavelan. Yang perlu dilakukan adalah menginstall Linux / FreeBSD di komputer anda yang ingin dijadikan router, kemudian menginstall driver yang sesuai dengan card wavelan yang kita gunakan untuk sambungan ke Internet. Saya yakin bahasa Inggris bukan masalah bagi sebagian besar pembaca maka beberapa situs di Internet yang membawa informasi tentang WaveLAN ini antara lain adalah:

• http://www.hpl.hp.com/personal/Jean_Tourrilhes/Linux/Linux.Wireless.Overview.html - yang berisi tutorial & overview tentang teknologi wireless Internet di Linux.
• http://www.fasta.fh-dortmund.de/users/andy/wvlan/ - Web milik andy yang berisi perangkat lunak driver WaveLAN untuk di Linux untuk kernel versi 2.3.x.
• Halaman Web milik Jean Tourrilhes yang berisi tentang Linux & Wireless LAN pada http://www.hpl.hp.com/personal/Jean_Tourrilhes/Linux/. Anda hampir dapat dipasti akan menemukan banyak sekali informasi tentang Linux & WaveLAN di sini.
• Kumpulan driver PCMCIA di Linux yang dikumpulkan oleh David Hind pada http://pcmcia.sourceforge.org/.
• Informasi yang sangat baik tentang WaveLAN/IEE di Linux oleh Harald Roelle di http://www.roelle.com/wvlanPPC/.
• Web milik Justin Seger yang memelihara WaveLAN/PCMCIA driver di http://www.media.mit.edu/~jseger/wavelan.html

Beberapa Frequently Asked Questions (FAQ) & file HOWTO yang mungkin akan membantu kita dapat mengembangkan WaveLAN menggunakan Linux dapat dilihat di:

• http://linux.grmbl.be/wlan/ - merupakan FAQ yang dimaintain oleh Dries Buytaert.
• http://www.rage.net/wireless/wireless-howto.html - merupakan keterangan cara menggunakan WaveLAN di Linux.
• http://www.qsl.net/n9zia/ - menjelaskan cara mengkaitkan jaringan dari rumah ke rumah menggunakan WaveLAN.

Pada kesempatan ini kami ingin menjelaskan pengalaman kami di ITB dalam menginstalasi banyak router WaveLAN menggunakan FreeBSD dengan konfigurasi minimal komputer PC 486, RAM 8Mbyte dan harddisk paling sedikit 200Mbyte. Selanjutkan akan di terangkan setup kernel FreeBSD agar dapat mensupport card WaveLAN.
Instalasi FreeBSD untuk mendukung WaveLAN
Setelah PC router anda di install FreeBSD minimal versi 3.0 ke atas, masuklah sebagai root. FreeBSD versi 3.0 keatas akan mengenai WaveLAN dan di kenal sebagai device “wi”. Oleh karena itu kita perlu mengkonfigurasi kernel FreeBSD 3.0 ini agar mengenali device “wi” caranya adalah

# cd /sys/i386/conf

copykan konfigurasi GENERIC-nya ke WAVELAN agar konfigurasi GENERIC bisa di recover jika ada hal-hal yang lupa di kemudian hari.

# cp GENERIC WAVELAN

Mari kita edit file WAVELAN cari baris seperti dibawah ini “PCCARD (PCMCIA) support” – kemudian di hilangkan tanda pagar (#)-nya dan di tambahkan satu baris yaitu device wi0 at isa? port? net irq? seperti tampak di bawah ini.

# PCCARD (PCMCIA) support
controller card0
device pcic0 at card?
device pcic1 at card?
device wi0 at isa? port? net irq?


Kemudian cari baris PCCARD NIC drivers dan tutup semua device ze0 dan zp0 menggunakan tanpa pagar (#) seperti di bawah ini.

# PCCARD NIC drivers.
# ze and zp take over the pcic and cannot coexist with generic pccard
# support, nor the ed and ep drivers they replace.
#device ze0 at isa? port 0x300 net irq 10 iomem 0xd8000
#device zp0 at isa? port 0x300 net irq 10 iomem 0xd8000

Jangan lupa mengedit juga card-card yang lain seperti card ethernet / LAN card agar sesuai dengan setting port & IRQ yang digunakan.

Setelah semua beres di edit, kita mulai mengcompile kernel baru untuk router FreeBSD dengan perintah

# config WAVELAN
# cd ../../compile/WAVELAN

compile konfigurasi WAVELAN dengan perintah

# make depend && make && make install

Selanjutnya kita perlu meminum kopi & ngobrol sambil menunggu komputer menyelesaikan semua pekerjaan. Setelah selesai router WaveLAN FreeBSD yang baru kita reboot.
Konfigurasi Router
Setelah kernel dibuat dengan baik, maka selanjutnya kita perlu melakukan konfigurasi beberapa file terutama di /etc untuk mengkonfigurasi card WaveLAN pada router tsb. Kami sarankan juga untuk membaca buku-buku tentang TCP/IP untuk mengerti teknik-teknik routing di jaringan Internet. Buka file di directory /etc tsb

# cd /etc/defaults
# vi rc.conf

di sini kami contohkan menggunakan vi editor, tentunya boleh-boleh saja menggunakan ee atau pico dll. Aktifkan baris file yang menunjukan PC card seperti di bawah ini

pccard_enable="YES" # Set to YES if you want to configure PCCARD devices.
pccard_mem="OPEN" # If pccard_enable=YES, this is card memory address.
pccard_ifconfig="YES" # Specialized pccard ethernet configuration (or NO).

Aktifkan sarana untuk routing melalui PC FreeBSD router yang kita install dengan cara menset.

gateway_enable="YES" # Set to YES if this host will be a gateway.
router_enable="YES" # Set to YES to enable a routing daemon.
router="/usr/local/sbin/gated" # Name of routing daemon to use.
router_flags="" # Flags for routing daemon.

Kembali ke direktori /etc. Selanjutnya kita perlu menset IP address card ethernet melalui perintah ifconfig dan routing melalui ethernet dll. yang ada dalam file /etc/rc.conf. Perlu diketahui bahwa file /etc/rc.conf berbeda dengan /etc/defaults/rc.conf, file /etc/rc.conf selain untuk menset IP address card Ethernet juga digunakan untuk menset sarana lainnya seperti mouse, routing, dll. Akan tetapi interface wavelan “wi0” tidak perlu di set di /etc/rc.conf karena setting device / interface wavelan “wi0” dilakukan pada file /etc/pccard.conf.defaults. Setelah selesai mengedit /etc/rc.conf. Copykan file pccard.conf.default menjadi pccard.conf dengan perintah

# cp pccard.conf.default pccard.conf

Masukan IP address card WaveLAN ke file /etc/pccard.conf, kemudian edit seperti dibawah ini

# $FreeBSD: src/etc/pccard.conf.sample,v 1.24.2.15 1999/11/16 17:48:38 roger Exp
$
# Generally available IO ports
io 0x240-0x360
# Generally available IRQs (Built-in sound-card owners remove 5)
irq 3 5 10 11 13 15
# Available memory slots
# Configurasi ini jangan di rubah,....!!!
# - Dedi -
#memory 0xd8000 96k
memory 0xd0000 96k

# Lucent WaveLAN/IEEE
card "Lucent Technologies" "WaveLAN/IEEE"
config 0x1 "wi0" 11
insert echo WaveLAN/IEEE inserted
insert /etc/pccard_ether wi0
insert /sbin/ifconfig wi0 167.205.207.58 netmask 255.255.255.248
insert /usr/local/sbin/gated
remove echo WaveLAN/IEEE removed
remove /sbin/ifconfig wi0 delete

Mencoba Operasi Card WaveLAN IEEE 802.11
Setelah setting pccard.conf selesai & PC router FreeBSD telah di reboot kembali, masukan PC Card WaveLAN IEEE 802.11 pada PC anda kemudian nyalakan PC tsb. Tinggal kita perhatikan available memory slots yang digunakan oleh PC card WaveLAN tsb. Jika sesuai maka FreeBSD akan langsung mengenali-nya dengan demikian maka anda selesai & sukses, apabila tidak dikenali maka coba di ganti setting pada pccard.conf entry

memory 0xd0000 96k

Yang tampaknya tidak cocok, di ganti dengan

memory 0xd8000 96k

Jangan lupa di sesuaikan IRQ agar sesuai dengan port IRQ pada card WaveLAN dan juga ROMBIOS port IRQ yang menunjukan card tersebut harus dibuka. Biasanya setelah kita compile kernel-nya tadi, FreeBSD akan mencari sendiri memory slot-nya.

Beberapa perintah dalam FreeBSD untuk mengedit setting pada card WaveLAN 802.11 ini adalah

# wicontrol
# pccardd (untuk mengaktifkan sebuah card waveLAN)

Untuk melihat parameter card WaveLAN, perintah wicontrol –I wi0 dapat kita gunakan dengan contoh dibawah ini

root:/data/login/dedi
wavelan-itb >> wicontrol -i wi0
NIC serial number: [ 98UT11330552 ]
Station name: [ FreeBSD WaveLAN/IEEE node ]
SSID for IBSS creation: [ FreeBSD IBSS ]
Current netname (SSID): [ FreeBSD IBSS ]
Desired netname (SSID): [ ANY ]
Current BSSID: [ 00:00:00:00:00:00 ]
Channel list: [ 2047 ]
IBSS channel: [ 3 ]
Current channel: [ 3 ]
Comms quality/signal/noise: [ 0 27 27 ]
Promiscuous mode: [ Off ]
Port type (1=BSS, 3=ad-hoc): [ 3 ]
MAC address: [ 00:60:1d:03:8d:eb ]
TX rate: [ 3 ]
RTS/CTS handshake threshold: [ 2347 ]
Create IBSS: [ Off ]
Access point density: [ 1 ]
Power Mgmt (1=on, 0=off): [ 0 ]
Max sleep time: [ 100 ]

Selamat mencoba
Perkembangan ilmu teknologi dalam sistem IT dan jaringan menuntut kita untuk selalu menyadari bahwa kebutuhan akan jaringan sangat diperlukan dimasa – masa mendatang. Kita bisa melihat bahwa kebutuhan kita sehari – hari saat ini sudah sangat erat sekali hubungannya dengan komputerisasi baik itu yang di desain untuk berdiri sendiri (Stand Alone) ataupun yang sudah bisa berinteraksi dengan dunia maya (Internet).
Sejalan dengan perkembangan teknologi dalam sistem jaringan dan IT maka perkembangan perangkat dan peralatan IT dan Jaringan juga ikut mengambil andil yang besar untuk mendukung sistem informasi dan jaringan yang semakin hari semakin canggih. Peralatan dan perangkat yang mendukung sistem jaringan seperti Router, Switch, Hub, Bridge, Repeater, Modem dan yang tak kalah pentingnya adalah unit komputer itu sendiri.
Dengan perkembang itu dibutuhkan tenaga-tenaga terampil yang dapat mengetahui dan mengerti bagaimana proses dan prinsip kerja dari peralatan-peralatan tersebut diatas. Kita bisa ambil contoh untuk mempelajari dan mengerti akan proses yang berjalan pada Router, paling tidak kita membutuhkan perangkat-perangkat router yang saat ini harganya cukup mahal dan variatif. Terkadang keinginan kita untuk belajar dan keingintahuan terkubur dengan kondisi dana yang harus kita keluarkan untuk mempelajari satu sistem dalam ilmu jaringan. Karena memang tidak bisa kita elakkan bahwasanya perangkat dan peralatan jaringan merupakan barang yang masih di kategorikan cukup mahal.
Untuk itu dalam kesempatan ini, kita akan berbagi ilmu dan pengetahuan, bagaimana kita bisa belajar dan mengerti proses yang terjadi pada router (Perangkat Routing) tanpa harus membeli perangkat Router yang cukup mahal itu. Dalam hal ini kita akan menggunakan Personal Computer (PC) yang mungkin kita sudah miliki di rumah sebagai Router yang dikenal dengan PC-Router. Kita akan menggunakan sistem operasi Windows. Kenapa kita memilih windows, kerana sistem operasi windows ini sudah familiar dikalangan masyarakat Indonesia dan penggunaannya User Friendly.
Routing (Perutean) merupakan cara bagaimana suatu trafik atau lalu lintas dalam jaringan dapat menentukan lokasi tujuan dan cara tercepat menuju ke tujuan tersebut sesuai dengan alamat IP yang diberikan. Perutean secara static dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
1. Default Gateway
2. Static Route
Penggunaan Default gateway dan static route tersebut diatas dapat kita perhatikan sesuai dengan kebutuhan kita pada saat mendesain suatu jaringan, apakah route yang dibuat agak kompleks atau sederhana.
Untuk desain route sederhana kemungkinan besar dapat digunakan dengan menggunakan default gateway. Tetapi seandainya kondisi jaringan sudah begitu kompleks dapat kita menggunakan routing static atau kedua-duanya secara kombinasi yakni menggunakan dafault gateway dan static route pada titik-titik tertentu.
PC Router adalah Personal Computer (PC) yang digunakan sebagai Router (routing) biasanya yang digunakan adalah PC – Multihomed yaitu Komputer yang memiliki lebih dari 1 NIC ( Network Interface Card).
Kebutuhan yang diperlukan dalam mendesain jaringan dengan PC Route adalah :
1. Komputer (Pada kasus ini menggunakan Komputer dengan Teknologi Pentium 4 dengan Sistem Operasi Windows 2000 Server atau 2003 Server)
2. Kartu Jaringan (NIC) 2 buah atau lebih
3. Kabel jaringan
4. Switch
Pada umumnya protocol routing mempunyai struktur metric dan algoritma yang berbeda dengan protocol yang lain. Pada jaringan yang memiliki beberapa routing protocol, pertukaran informasi routing dan kemampuan untuk memilih jalur terbaik sangatlah penting.
Administrative distance (AD) adalah fitur yang dimiliki oleh router untuk memilih jalur terbaik ketika terdapat dua atau lebih jalur menuju tujuan yang sama dari dua routing protocol yang berbeda. Administrative distance menyatakan “reliability” dari sebuah routing protocol. Tiap routing protocol diprioritaskan terhadap yang lain dengan bantuan besaran/nilai Administrative Distance (AD).
Pemilihan Jalur Tebaik [The Best Path]
Administrative distance adalah kriteria pertama yang digunakan oleh router untuk menentukan routing protocol yang harus dijalankan, jika terdapat dua routing protocol yang menyediakan jalur untuk tujuan yang sama. AD adalah sebuah ukuran “trustworthiness” dari source of routing information. AD hanya mempunyai local significance, dan tidak melakukan advertise dalam routing update.
Nilai AD yang lebih kecil, lebih dipercaya/reliable. Contoh, Jika sebuah router menerima informasi tentang jalur menuju jaringan tertentu dari Open Shortest Path First (OSPF) (default administrative distance - 110) dan Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) (default administrative distance - 100), Router akan memilih IGRP karena IGRP lebih dipercaya/reliable karena memiliki AD yang lebih kecil dibandingkan OSPF.
Jika source address untuk IGRP hilang atau tidak dikenal, maka router akan memilih/menjalankan routing OSPF sampai IGRP aktif kembali.
Tabel Nilai Default Administrative Distance (AD) pada Router Cisco:
Route Source Default Distance Values
Connected interface 0
Static route 1
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) summary route 5
External Border Gateway Protocol (BGP) 20
Internal EIGRP 90
IGRP 100
OSPF 110
Intermediate System-to-Intermediate System (IS-IS) 115
Routing Information Protocol (RIP) 120
Exterior Gateway Protocol (EGP) 140
On Demand Routing (ODR) 160
External EIGRP 170
Internal BGP 200
Unknown* 255
* Jika administrative distance 255, artinya router tidak mengenali source, sehingga route/jalur tidak akan diinstall/disimpan dalam table routing.
Jika anda menggunakan “route redistribution”, anda harus memodifikasi administrative distance dari Routing Protocol yang digunakan sehingga bisa melakukan prioritas. Contoh, anda ingin router memilih protocol RIP (AD 120) daripada IGRP (AD 100) ke tujuan yang sama. Anda harus memperbesar administrative distance untuk IGRP lebih dari 120, atau menurunkan administrative distance RIP lebih kecil dari 100.
Anda juga bisa memodifikasi administrative distance dengan menggunakan “distance command” pada “routing process subconfiguration mode”. Command ini menunjukkan bahwa “administrative distance” diterapkan pada “route/jalur” yang digunakan oleh “routing protocol” tertentu. Anda harus menggunakan prosedur ini ketika melakukan migrasi jaringan dari satu “routing protocol” tertentu ke “routing protocol” yang lain, dan route/jalur yang dipilih paling akhir adalah yang mempunyai nilai “administrative distance” terbesar. Perubahan administrative distance bisa menyebabkan “routing loops” dan “black holes”. Jadi, harap berhati-hati jika anda ingin merubah administrative distance.
Berikut contoh 2 routers, R1 & R2, yang terhubung via Ethernet. Interface Loopback melakukan “advertise” RIP dan IGRP pada kedua router. Terlihat bahwa IGRP lebih disukai (preferred) daripada RIP pada tabel routing karena administrative distance-nya 100.
R1#show ip route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0
I 10.0.0.0/8 [100/1600] via 172.16.1.200, 00:00:01, Ethernet0
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Loopback0

R2#show ip route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0
C 10.0.0.0/8 is directly connected, Loopback0
I 192.168.1.0/24 [100/1600] via 172.16.1.100, 00:00:33,
Agar router R1 lebih memilih RIP daripada IGRP, ubah distance seperti dibawah ini:
R1(config)#router rip
R1(config-router)#distance 90
Sekarang lihat pada routing tabel. Router lebih memilih RIP. Router melihat RIP dengan AD 90, walaupun defaultnya 120. Catatan, bahwa nilai baru AD hanya untuk router proses dari single router (dalam hal ini R1). R2 masih memiliki IGRP dalam routing tabelnya.
R1#show ip route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0
R 10.0.0.0/8 [90/1] via 172.16.1.200, 00:00:16, Ethernet0
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Loopback0

R2#show ip route

Gateway of last resort is not set

172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0
C 10.0.0.0/8 is directly connected, Loopback0
I 192.168.1.0/24 [100/1600] via 172.16.1.100, 00:00:33,
Tidak ada panduan secara umum merubah AD, karena kebutuhan setiap jaringan berbeda dan bervariasi. Anda harus menentukan matrix AD yang sesuai untuk jaringan secara keseluruhan.
Penerapan lain Administrative Distance
Salah satu alasan merubah nilai administrative distance adalah ketika anda menggunakan Routing Static untuk membackup routing lain seperti IGP. Hal ini digunakan untuk mengaktifkan link backup ketika primay link down/fail.
Contoh, anda menggunakan routing tabel R1. Dalam hal ini terdapat line ISDN yang berfungsi sebagai backup jika link utama/primary down/fail. Berikut contoh “Floating Static” untuk rute ini:
ip route 10.0.0.0 255.0.0.0 Dialer 1 250

!— Note: The Administrative Distance is set to 250.
Jika interface Ethernet down/fail, atau secara manual dijatuhkan (shutdown) pada interface Ethernet, “floating static route” segera beraksi dalam tabel routing. Semua traffic yang menuju network 10.0.0.0/8 selanjutnya akan melalui interface Dialer 1 sebagai link backup. Berikut tabel routing setelah primary link down:
R1#show ip route
Gateway of last resort is not set
172.16.0.0/24 is subnetted, 1 subnets
C 172.16.1.0 is directly connected, Ethernet0
S 10.0.0.0/8 is directly connected, Dialer1
C 192.168.1.0/24 is directly connected, Loopback0
Frame Relay adalah protokol WAN yang bekerja pada pada data link layer OSI. Frame Relay termasuk dalam kategori teknologi packet-switched. Pada jaringan packet switched, end satation dimungkinkan untuk men-share media jaringan dan bandwidth yang tersedia. Teknik-teknik berikut digunakan pada teknologi packet-switched:
• Paket dengan panjang variabel/berubah-ubah
• Statistical multiplexing
Panjang paket yang berubah-ubah digunakan untuk memperoleh transfer data yang lebih efisien dan fleksibel.
Statistical multiplexing memungkinkan penggunaan bandwidth yang lebih efisien dan fleksibel. Pada statistical multiplexing tiap masukan multiplexer diberikan time slot yang dinamik yang hanya digunakan jika masukan tersebut memiliki data yang akan dikirim. Dengan prinsip ini bandwidth link pada keluaran multiplexer tidak terbuang sia-sia untuk menyiapkan time slot yang tidak berisi data jika masukan tidak memiliki data untuk di kirim.
Komponen Utama Frame Relay
Frame Relay umumnya dapat mendukung kecepatan transmisi data dari 32 kbps sampai 2 Mbps. Perangakat yang terhubung dengan WAN Frame Relay dapat dibagi menjadi dua katagori yaitu :
• Data terminal equipment (DTE)
• Data circuit-terminating equipment (DCE)
DTE adalah perangkat terminating untuk jaringan tertentu, dan biasanaya diletakkan pada sisi/bangunan pelanggan. Contoh perangkat ini antara lain terminal, personal computer, router, dan bridge.
DCE adalah perangkat internetworking yang dimiliki oleh penyedia jaringan Frame Relay yang berfungsi untuk menyediakan fungsi clocking dan switching pada jaringan, yang secara aktual perangkat ini bertugas untuk mentransmisikan data pada WAN. Pada umumnya perangkat ini berupa packet switch.


Frame Relay Virtual Circuit
Frame Relay menyediakan komunikasi connection-oriented pada layer data link. Ini berarti adanya suatu komunikasi antar tiap pasang perangkat yang telah didefinisikan terlebih dahulu, dan hubungan ini terselenggara karena adanya pengidentifikasi hubungan (connection identifier). Layanan ini dimplementasikan dengan menggunakan Frame Relay virtual circuit, yaitu suatu hubungan logical antara dua perangkat DTE yang melintasi Frame Relay Packet-Switch Network (PSN). Frame Relay virtual circuit dapat berupa Permanent Virtual Circuit (PVC), atau Switched Virtual Circuit (SVC).
Sejumlah virtual circuit dapat dimultipleks ke dalam satu phisical circuit (saluran fisik), dan tiap virtual circuit dapat melewati beberapa perangkat DCE (switch) pada Frame Relay PSN. DLCI digunakan untuk membedakan tiap virtual circuit sepanjang jaringan Frame Relay. Setiap frame yang memasukui node Frame Relay ditransmisikan ke node tujuan berdasarkan nomor DLCI nya.


Mekanisme Transmisi pada Frame Relay
Frame Relay umumnya diimplementasikan pada media jaringan yang handal (reliable), sehingga mekanisme penjaminan/pengontrolan keutuhan data tidak dibebankan pada jaringan. Mekanisme ini dilakukan pada protokol di layer yang lebih tinggi. Switch-switch jaringan Frame Relay hanya melakukan error detection tanpa melakukan error recovery, dengan demikian akan mempercepat waktu pemerosesan di tiap switch. Secara garis besar proses yang dilakukan tiap switch Frame Relay digambarkan pada diagram alir dibawah ini.
Lamanya waktu pemerosesan di tiap switch tergantung pada kemampuan switch frame relay yang digunakan oleh provider frame relay di jaringannya. Waktu pemerosessan ini umumnya sangat rendah sekali yaitu dalam orde mikro detik.
Mikrotik dapat digunakan dalam 2 tipe, yaitu dalam bentuk perangkat keras dan perangkat lunak. Dalam bentuk perangkat keras, Mikrotik biasanya sudah diinstalasi pada suatu board tertentu, sedangkan dalam bentuk perangkat lunak, Mikrotik merupakan satu distro Linux yang memang dikhususkan untuk fungsi router. Mikrotik routerOS adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer biasa menjadi router network yang handal,mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless.
Fitur-fitur tersebut diantaranya : Firewall & Nat, Routing, Hotspot, Point to Point Tunneling Protocol, DNS server, DHCP server, Hotspot, dan masih banyak lagi fitur lainnya.
Komputer yang akan digunakan sebagai router network cukup dengan spesifikasi menengah, di tempat saya bekerja, Mikrotik dipergunakan pada cpu Pentium III 800 Mhz, RAM 512 mb dan hdd 10 Gb sebagai firewall dan hotspot server untuk melayani sekitar 150 user.
Berikut ini adalah step-step instalasi Mikrotik routerOS
Sebelumnya persiapkan dulu cd instalasi miktorik, kalau belum punya ya silahkan cari pinjaman atau download dulu file ISO mikrotik di sini. Setelah cd siap maka masukkan ke cdrom dan lakukan boot from cd.
pastikan komputer yang akan dipergunakan memiliki minimal satu ethernet card.
Setelah proses booting selesai maka akan muncul tampilan berikut (klik untuk gambar yang lebih jelas):

Tampilan diatas adalah pilihan paket-paket yang akan di install, tekan ‘a’ untuk menginstall semuanya dan diteruskan dengan menekan ‘I’ untuk melanjutkan proses instalasi.
Proses instalasi dilanjutkan dengan pembuatan partisi dan format harddisk, harap diingat bahwa mikrotik akan mengambil semua space yang ada di harddisk. karena itu tidak disarankan utk menginstall mikrotik pada harddisk operasional yang berisi data-data penting seperti mp3 atau mungkin file avi kesayangan anda. (lho kok data operasional penting mp3 dan avi .. jangan jangan )
Setelah melakukan pembuatan partisi dan memformat harddisk maka tahap terakhir adalah menginstall paket-paket yang dipilih pada awal tadi ke dalam harddisk. setelah selesai tekan enter untuk reboot.
Mikrotik yang baru saja di download dan di install adalah versi shareware yang hanya bisa dipergunakan sementara dan akan bisa dipergunakan lebih lanjut bila melakukan registrasi terlebih dahulu, tapi jangan khawatir, versi ini sudah cukup untuk dipakai belajar kok.

Mikrotik telah selesai di install, dan bisa dipergunakan dengan login sebagai user admin dan tanpa password. Selanjutnya adalah setting network, sebagai contoh mikrotik akan diberi alamat ip 192.168.202.1 dengan netmask 255.255.255.0.
Untuk itu ketikkan pada console perintah berikut
/ip address add address=192.168.202.1 broadcast=192.168.202.255 network=192.168.202.0 netmask=255.255.255.0 interface=ether1
Nah sekarang mikrotik sudah bisa diremote baik dengan telnet maupun dengan Winbox. Winbox adalah sebuah utility untuk melakukan remote ke server mikrotik kita dalam mode GUI.
Untuk mendapatkan winbox, buka browser dan arahkan ke http://192.168.202.1/winbox/winbox.exe
Berikut ini screenshot dari winbox tersebut
Mungkin sudah pada pernah nyoba dynamips untuk nge-load IOS Cisco 7200 atau 3600-an ya ?
Untuk simulasi network berbasis router/switch Cisco dynamips ini sungguh pilihan yang bagus. Karena kita bisa menggunakan IOS Cisco beneran yang artinya kita bisa mencoba CLI IOS yang sebenarnya. Bukan sekedar simulator seperti Boson Netsim.
Kebetulan Dynamips inilah yang juga sedang saya pakai untuk mengajar training basic IP network (pesertanya dari Chevron dan Medco) 3 hari ini di Hotel Jayakarta Bandung. Lumayan, ga usah nenteng2 Cisco router lab.
Yang kucoba adalah Dynamips dengan komunikasi ke real network, artinya IOS Cisco yang berjalan di PC benar2 digunakan untuk berkomunikasi di jaringan. 3 PC disulap menjadi 3 network dengan Router Cisco 7200 masing-masing.

Hal ini dimungkinkan dengan adanya Winpcap. Sehingga dynamips bisa mengakses ethernet card PC host-nya untuk mengirim dan menerima packet ke dan dari jaringan. Throughput-nya mungkin kecil sih, tapi saya coba dengan 2 klien masih bisa download film dengan rate 4MBps dan 1,5-2 MBps sih. Nanti kapan-kapan kalau ada waktu mau coba ukur throughputnya deh. sekalian dibandingkan di Windows, BSD dan Linux.
Yang pasti untuk keperluan simulasi network di lab sih sudah lebih dari cukup.
Aku pasang Dynamips ini di PC Windows XP SP2 pada Pentium IV 2.4 G, Memory 512 MB. Berkat nilai idlepc, load CPUnya rata-rata masih dibawah 10% dengan alokasi memori 160 MB. Belum perlu pasang Dynamips di BSD atau Linux sepertinya untuk sekedar main-main ginian.
Yah tapi ntar coba dibandingin ah gimana kalau jalan di BSD atau Linux dengan service minimum.. siapa tau sanggup jadi production router untuk network kecil2an
setting ip address di windows mungkin bukan sesuatu yang sulit, semua anak IT pasti pada bisa dah, namun setting Ip address di Mikrotik Router Os juga ga sulit kok asal mau baca neh artikelnya apabila ada komentar langsung aja di komentarin yah takut-takut ada yang salah
Neh caranya :
• Login sebagai user yang mempunyai akes penuh biasa seh admin
• masuk ke directory ip address
• berikan perintah seperti berikut: add address=(ip address yang mau kita berikan) netmask=(netmasknya) interface=(ether yang digunakan)
Untuk melihat hasil settingan gunakan perintah print
Berikutnya setting gateway:>
• Masih login di admin
• Masuk ke direktori ip route
• Berikan perintah sebagai berikut : add gateway=(ip gateway yang mau kita berikan)
Untuk melihat hasil settingan gunakan perintah print
Lanjut ke setting Name server
• Login sebagai admin
• Masuk ke direktori ip dns
• Berikan perintah sebagai berikut : set primary-dns=(ip dns utama) secondary-dns=(ip dns kedua)
Untuk melihat hasil settingan gunakan perintah print

WAN

Pendahuluan
Sistem terdistribusi adalah sekumpulan prosesor yang tidak saling berbagi memori atau clock dan terhubung melalui jaringan komunikasi yang bervariasi, yaitu melalui Local Area Network ataupun melalui Wide Area Network. Prosesor dalam sistem terdistribusi bervariasi, dapat berupa small microprocessor, workstation, minicomputer, dan lain sebagainya. Berikut adalah ilustrasi struktur sistem terdistribusi:
Gambar 23.1. Struktur Sistem Terdistribusi



Karakteristik sistem terdistribusi adalah sebagai berikut:
1. Concurrency of components. Pengaksesan suatu komponen/sumber daya (segala hal yang dapat digunakan bersama dalam jaringan komputer, meliputi H/W dan S/W) secara bersamaan. Contoh: Beberapa pemakai browser mengakses halaman web secara bersamaan
2. No global clock. Hal ini menyebabkan kesulitan dalam mensinkronkan waktu seluruh komputer/perangkat yang terlibat. Dapat berpengaruh pada pengiriman pesan/data, seperti saat beberapa proses berebut ingin masuk ke critical session.
3. Independent failures of components. Setiap komponen/perangkat dapat mengalami kegagalan namun komponen/perangkat lain tetap berjalan dengan baik.
Ada empat alasan utama untuk membangun sistem terdistribusi, yaitu:
1. Resource Sharing. Dalam sistem terdistribusi, situs-situs yang berbeda saling terhubung satu sama lain melalui jaringan sehingga situs yang satu dapat mengakses dan menggunakan sumber daya yang terdapat dalam situs lain. Misalnya, user di situs A dapat menggunakan laser printer yang dimiliki situs B dan sebaliknya user di situs B dapat mengakses file yang terdapat di situs A.
2. Computation Speedup. Apabila sebuah komputasi dapat dipartisi menjadi beberapa subkomputasi yang berjalan bersamaan, maka sistem terdistribusi akan mendistribusikan subkomputasi tersebut ke situs-situs dalam sistem. Dengan demikian, hal ini meningkatkan kecepatan komputasi (computation speedup).
3. Reliability. Dalam sistem terdistribusi, apabila sebuah situs mengalami kegagalan, maka situs yang tersisa dapat melanjutkan operasi yang sedang berjalan. Hal ini menyebabkan reliabilitas sistem menjadi lebih baik.
4. Communication. Ketika banyak situs saling terhubung melalui jaringan komunikasi, user dari situs-situs yang berbeda mempunyai kesempatan untuk dapat bertukar informasi.
Tantangan-tantangan yang harus dipenuhi oleh sebuah sistem terdistribusi:
1. Keheterogenan perangkat/multiplisitas perangkat. Suatu sistem terdistribusi dapat dibangun dari berbagai macam perangkat yang berbeda, baik sistem operasi, H/W maupun S/W.
2. Keterbukaan. Setiap perangkat memiliki antarmuka (interface) yang di-publish ke komponen lain. Perlu integrasi berbagai komponen yang dibuat oleh programmer atau vendor yang berbeda
3. Keamanan. Shared resources dan transmisi informasi/data perlu dilengkapi dengan enkripsi.
4. Penangan kegagalan. Setiap perangkat dapat mengalami kegagalan secara independen. Namun, perangkat lain harus tetap berjalan dengan baik.
5. Concurrency of components. Pengaksesan suatu komponen/sumber daya secara bersamaan oleh banyak pengguna.
6. Transparansi. Bagi pemakai, keberadaan berbagai perangkat (multiplisitas perangkat) dalam sistem terdistribusi tampak sebagai satu sistem saja.
Gambar 23.2. Local Area Network



Dalam sistem operasi terdistribusi, user mengakses sumber daya jarak jauh (remote resources) sama halnya dengan mengakses sumber daya lokal (local resources). Migrasi data dan proses dari satu situs ke situs yang lain dikontrol oleh sistem operasi terdistribusi.
Berikut ini adalah fitur-fitur yang didukung oleh sistem operasi terdistribusi:
1. Data Migration. Misalnya, userdi situs A ingin mengakses data di situs B. Maka, transfer data dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu dengan mentransfer keseluruhan data atau mentransfer sebagian data yang dibutuhkan untuk immediate task.
2. Computation Migration. Terkadang, kita ingin mentransfer komputasi, bukan data. Pendekatan ini yang disebut dengan computation migration
3. Process Migration. Ketika sebuah proses dieksekusi, proses tersebut tidak selalu dieksekusi di situs di mana ia pertama kali diinisiasi. Keseluruhan proses, atau sebagian daripadanya, dapat saja dieksekusi pada situs yang berbeda. Hal ini dilakukan karena beberapa alasan: Load balancing. Proses atau subproses-subproses didistribusikan ke jaringan untuk memeratakan beban kerja. Computation speedup. Apabila sebuah proses dapat dibagi menjadi beberapa subproses yang berjalan bersamaan di situs yang berbeda-beda, maka total dari process turnaround time dapat dikurangi. Hardware preference. Proses mungkin mempunyai karakteristik tertentu yang menyebabkan proses tersebut lebih cocok dieksekusi di prosesor lain.Misalnya, proses inversi matriks, lebih cocok dilakukan di array processor daripada di microprocessor Software preference. Proses membutuhkan software yang tersedia di situs lain, di mana software tersebut tidak dapat dipindahkan atau lebih murah untuk melakukan migrasi proses daripada software Data access.
Sistem operasi terdistribusi (distributed operating system) menyediakan semua fitur di atas dengan kemudahan penggunaan dan akses dibandingkan dengan sistem operasi jaringan (network operating system).
Berikut adalah dua tipe jaringan yang dipakai dalam sistem terdistribusi:
• Local Area Network (LAN). LAN muncul pada awal tahun 1970-an sebagai pengganti dari sistem komputer mainframe. LAN, didesain untuk area geografis yang kecil. Misalnya, LAN digunakan untuk jaringan dalam sebuah bangunan atau beberapa bangunan yang berdekatan. Umumnya, jarak antara situs satu dengan situs yang lain dalam LAN berdekatan. Oleh karena itu, kecepatan komunikasinya lebih tinggi dan peluang terjadi kesalahan (error rate) lebih rendah. Dalam LAN, dibutuhkan high quality cable supaya kecepatan yang lebih tinggi dan reliabilitas tercapai. Jenis kabel yang biasanya dipakai adalah twisted-pair dan fiber-optic. Berikut adalah ilustrasi dari Local Area Network:
• Wide Area Network. WAN muncul pada akhir tahun 1960-an, digunakan sebagai proyek riset akademis agar tersedia layanan komunikasi yang efektif antara situs, memperbolehkan berbagi hardware dan software secara ekonomis antar pengguna. WAN yang pertama kali didesain dan dikembangkan adalah Arpanet yang pada akhirnya menjadi cikal bakal dari Internet. Situs-situs dalam WAN tersebar pada area geografis yang luas. Oleh karena itu, komunikasi berjalan relatif lambat dan reliabilitas tidak terjamin. Hubungan antara link yang satu dengan yang lain dalam jaringan diatur oleh communication processor. Berikut adalah ilustrasi dari Wide Area Network
Infrastruktur WAN (Wide Area Network)
Seperti LAN (Local Area Network), Terdapat sejumlah perangkat yang melewatkan aliran informasi data dalam sebuah WAN. Penggabungan perangkat tersebut akan menciptakan infrastruktur WAN. Perangkat-perangkat tersebut adalah :
• Router
• ATM Switch
• Modem and CSU/DSU
• Communication Server
• Multiplexer
• X.25/Frame Relay Switches
Router
Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router mampu menunjukkan rute/jalur (route) dan memfilter informasi pada jaringan yang berbeda. Beberapa router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur informasi dari area yang bermasalah.

Switch ATM
Switch ATM menyediakan transfer data berkecepatan tinggi antara LAN dan WAN.
Modem (modulator / demodulator)
Modem mengkonversi sinyal digital dan analog. Pada pengirim, modem mengkonversi sinyal digital ke dalam bentuk yang sesuai dengan teknologi transmisi untuk dilewatkan melalui fasilitas komunikas analog atau jaringan telepon (public telephone line). Di sisi penerima, modem mengkonversi sinyal ke format digital kembali.
CSU/DSU (Channel Service Unit / Data Service Unit)
CSU/DSU sama seperti modem, hanya saja CSU/DSU mengirim data dalam format digital melalui jaringan telephone digital. CSU/DSU biasanya berupa kotak fisik yang merupakan dua unit yang terpisah : CSU atau DSU.
Multiplexer
Sebuah Multiplexer mentransmisikan gabungan beberapa sinyal melalui sebuah sirkit (circuit). Multiplexer dapat mentransfer beberapa data secara simultan (terus-menerus), seperti video, sound, text, dan lain-lain.

Communication Server
Communication Server adalah server khusus “dial in/out” bagi pengguna untuk dapat melakukan dial dari lokasi remote sehingga dapat terhubung ke LAN.
Switch X.25 / Frame Relay
Switch X.25 dan Frame Relay menghubungkan data lokal/private melalui jaringan data, mengunakan sinyal digital. Unit ini sama dengan switch ATM, tetapi kecepatan transfer datanya lebih rendah dibanding dengan ATM.
Teknologi
Wireless LAN (WLAN) adalah teknologi LAN yang menggunakan frekuensi dan transmisi radio sebagai media penghantarnya, pada area tertentu, menggantikan fungsi kabel. Pada umumnya WLAN digunakan sebagai titik distribusi di tingkat pengguna akhir, melalui sebuah atau beberapa perangkat yang disebut dengan Access Point (AP), berfungsi mirip hub dalam terminologi jaringan kabel ethernet. Di tingkat backbone, sejumlah AP tersebut tetap dihubungkan dengan media kabel. WLAN dimaksudkan sebagai solusi alternatif media untuk menjangkau pengguna yang tidak terlayani oleh jaringan kabel, serta untuk mendukung pengguna yang sifatnya bergerak atau berpindah-pindah (mobilitas).

Frekuensi yang kini umum dipergunakan untuk aplikasi WLAN adalah 2.4 Ghz dan 5.8 Ghz yang secara internasional dimasukkan ke dalam wilayah licensce exempt (bebas lisensi) dan dipergunakan bersama oleh publik (frequency sharing). Belakangan oleh forum WSIS yang disponsori oleh PBB dan badan dunia seperti ITU, serta industri teknologi, frekuensi ini direkomendasikan sebagai tulang punggung penetrasi Internet di negara berkembang terutama untuk area yang belum terlayani oleh infrastruktur telekomunikasi konvensional.
Teknologi yang digunakan untuk WLAN mayoritas menggunakan standar IEEE 802.11 (a/b/g). Perbedaan antar standar ini adalah pada modulasi transmisinya yang menentukan kapasitas layanan yang dihasilkan. Pada standar 802.11b, kapasitas maksimalnya 11 Mbps, 802.11g dapat mencapai 20 Mbps keduanya bekerja di frekuensi 2.4 Ghz. Sementara standar 802.11a bekerja pada frekuensi 5.8 Ghz. Karena lebar pita frekuensi yang lebih luas dan modulasi yang lebih baik, maka perangkat yang berbasis standar ini mampu melewatkan data hingga kapasitas 54 dan 108 Mbps dan menampung jumlah pengguna lebih banyak.
Selain itu ada kelompok industri yang membangun aliansi, disebut dengan Wireless Alliance (WiFi Consortium). Lembaga ini berupaya menerapkan standar interoperabilitas antar perangkat WLAN sebagai jaminan bagi pengguna bahwa setiap perangkat yang telah disertifikasi WiFi akan dapat saling terhubung meskipun berbeda vendor atau pemanufaktur.
WLAN juga memiliki kelebihan lain dalam hal kemudahan implementasi serta fleksibilitas. Semua perangkat yang saat ini ada di pasaran, memiliki interface yang user friendly dan sebagian besar kompatibel dengan berbagai macam sistem operasi dan teknologi jaringan LAN eksisting. Bentuk perangkat yang kompak dengan berbagai macam fitur yang beragam, memudahkan perencanaan dan implementasi jaringan.
Teknologi WLAN saat ini juga sudah sangat mapan sehingga pengguna punya banyak alternatif solusi. Sebagian besar produk WiFi menggunakan chipset dan fitur yang generik, meskipun dimanufaktur oleh sejumlah vendor berbeda dengan brandname masing-masing. Karena bersifat massal, maka harganya juga sudah sangat terjangkau. Sebuah sistem AP lengkap, hanya membutuhkan sekitar $ 200 - $ 500. Sedangkan untuk pengguna, harganya sudah di bawah $ 100.
Keterbatasan
Perangkat WLAN bekerja pada frekuensi publik yang bebas lisensi, sehingga isu utamanya adalah terjadinya interferensi antar perangkat dan pengguna. Karena pada frekuensi ini sipapun bebas menggunakan dan memanfaatkan, dengan syarat harus toleran serta memperhatikan dan menghormati kondisi eksisting. Sehingga ada etika dan tanggung jawab moral untuk bersama-sama mengelola resource tersebut sehingga setiap pemain dapat hidup berdampingan.
Pada setiap perangkat WLAN terdapat mekanisme dan fitur untuk menghadapi interferensi. Namun yang paling menentukan sebenarnya adalah desain jaringan yang tepat untuk setiap situasi yang dihadapi dan kecermatan instalasi. Seperti misalnya, kondisi line of sight (tanpa penghalang) dan menghitung efek redaman serta kemungkinan terjadinya multipath (sinyal pantulan yang mengganggu).
Teknologi media transmisi WLAN sendiri sifatnya adalah bridging (Layer 2) dan sangat mirip fungsinya dengan perangkat hub pada jaringan LAN ethernet kabel. Sehingga pada dasarnya kapasitas maksimum yang dapat dilayani oleh sebuah AP, misalnya standar 802.11b adalah 11 Mbps, harus dibagi kepada sejumlah pengguna yang aktif. Sehingga semakin banyak pengguna aktif, performance dan troughput jaringan akan terdegradasi. Sehingga tingkat ekspektasi pengguna juga harus diturunkan terutama dari segi kualitas aksesnya.
Meskipun memiliki sejumlah fitur dan teknologi pengamanan seperti filtering MAC address, enkripsi WEP atau WPA dan kemampuan VLAN dan VPN, namun tetap saja kualitasnya tidak sebagus perangkat teknologi dengan media kabel. Selain juga pada umumnya penerapan fitur keamanan akan menurunkan performa sistem. Sehingga apabila aplikasi pengguna sangat memerlukan standar security yang tinggi, maka jaringan WLAN bisa menjadi salah satu titik kelemahan yang harus diwaspadai dan disikapi secara berhati-hati.
Aplikasi Indoor
Aplikasi utama WLAN disebut dengan HotSpot, yaitu sebuah jaringan yang bisa melayani kebutuhan pengguna bergerak. Pengguna dengan perangkat mobile gadget seperti PDA, notebook bisa mengakses Internet di lokasi tertentu yang tersedia jaringan HotSpot WLAN. Semakin meluasnya perkembangan HotSpot telah mendorong terbentuknya bisnis model baru yang memungkinkan setiap provider melakukan kerjasama roaming bahkan hingga ke jaringan internasional, sebagaimana yang terjadi pada bisnis selular dengan memanfaatkan layanan otentikasi pelanggan dan clearing house semacam iPass.
Pengguna bisa mendaftar sebagai pelanggan tetap pada provider HotSpot, sehingga bisa mengakses dari lokasi manapun yang tersedia. Pilihan lain, menjadi pelanggan on demand, biasanya secara pre paid dengan membeli voucher akses Internet via HotSpot pada suatu lokasi dari provider tertentu untuk durasi waktu tertentu. Pelanggan on demand biasanya lebih bebas untuk memilih provider mana yang akan digunakan, karena suatu lokasi bisa saja tersedia beberapa HotSpot dari sejumlah provider yang berbeda.
Aplikasi lain adalah HotSpot di dalam jaringan internal perusahaan. Apabila pengguna di lingkungan perusahaan banyak yang menggunakan perangkat gadget mobile, maka diperlukan HotSpot pada beberapa lokasi strategis untuk melayani kebutuhan tersebut. Kebanyakan perangkat mobile saat ini sudah WiFi compliance, seperti misalnya notebook berbasis procesor Intel Centrino yang sudah built in dengan kemampuan WiFi. Apabila pengguna jenis ini masih tetap menggunakan kabel, maka mobilitasnya akan terhambat.
Aplikasi Outdoor
Di banyak negara berkembang (termasuk Indonesia) yang sangat terbatas ketersediaan infrastruktur telekomunikasinya, teknologi WLAN dengan kreatifitas tertentu banyak dijadikan sebagai alternatif akses last mile. Perangkat WiFi pada umumnya memiliki konektor yang bisa disambungkan dengan antena eksternal yang memiliki gain lebih tinggi. Dengan kombinasi ini, sebuah jaringan WLAN yang semula hanya bisa menjangkau area sampai radius 100 – 200 meter, kini bisa diperluas menjadi 3 – 5 km.
Aplikasi outdoor ini meskipun menimbulkan konsekuensi biaya tambahan seperti untuk pembelian antena eksternal, jasa instalasi dan tiang atau tower penyangga namun secara umum masih sangat terjangkau oleh pelanggan pada umumnya. Untuk aplikasi pada area yang dekat (1 – 2 km) cukup banyak eksperimen serta produk asesoris lokal (seperti antenna) ditawarkan sehingga biaya bisa lebih di tekan sehingga makin menjangkau segmen pengguna yang lebih luas.
Berbagai kemudahan dan struktur biaya yang makin rendah, mampu mendorong tumbuhnya bisnis layanan jasa baru yang disebut dengan Wireless ISP (WISP), serta RT/RW Net. WISP menyelenggarakan layanannya dengan berbasis pada teknologi WLAN, baik itu di sisi backbone maupun distribusi last mile kepada pelanggannya. Pada umumnya diselenggarakan oleh pengusaha lokal dengan skala usaha menengah dengan kualitas layanan menengah. Pelanggan utama WISP biasanya adalah Warung Internet (WARNET) yang memang telah dikenal sebagai ujung tombak penetrasi Internet karena biaya yang relatif rendah.
Sementara RT/RW Net umumnya dikembangkan berdasarkan inisiatif komunitas di suatu lokasi pemukiman dan bersifat swadaya serta non komersial. Prinsipnya adalah berbagi pakai akses Internet secara massal untuk mereduksi biaya. Untuk last mile distribution, RT/RW Net juga mengandalkan teknologi WLAN dengan kombinasi produk eksperimentasi homebrew seperti antena dari kaleng susu dan modifikasi perangkat WiFi dengan port USB yang tergolong low end product.
Teknologi dan desain outdoor yang sama di Indonesia juga banyak dipergunakan untuk aplikasi jaringan internal perusahaan. Misalnya sebagai backbone antar gedung dalam satu area atau distribusi jaringan antar kantor cabang dalam satu kota maupun digunakan sebagai infrastruktur jaringan backup bagi aplikasi yang mission critical.
Dari segi aplikasi private, pengguna WLAN yang cukup menonjol dalam hal jumlah adalah komunitas pendidikan dan Pemerintah Daerah (Pemda). Pemanfaatan teknologi WLAN diyakini mampu mereduksi biaya rutin jaringan lokal close user group yang selama ini dilayani oleh operator telekomunikasi dengan beban charging berdasarkan durasi waktu atau flat bulanan hanya untuk sewa trunk atau pipa (media) akses saja. Dengan WLAN yang bebas lisensi dan biaya abonemen, dana operasional bisa dialihkan untuk meningkatkan kualitas content aplikasi E-Learning maupun E-Goverment.
Masa Depan WLAN
Masa depan teknologi WLAN terutama untuk aplikasi Outdoor adalah bergabung saling melengkapi (komplementer) dengan teknologi yang akan datang yaitu WiMAX. Dengan kombinasi itu WLAN akan menjadi bagian dari topologi jaringan Wireless MAN yang skalanya jauh lebih luas dan masif. Di Indonesia prototipe penggabungan kedua teknologi itu telah diwujudkan di daerah bencana Aceh, terutama di kota Banda Aceh, diselenggarakan oleh kelompok relawan yang tergabung dalam Yayasan AirPutih.
Kompleksitas desain dan implementasi jaringan Wireless MAN memerlukan pendekatan dan bentuk topologi yang berbeda terutama dalam hal isu routing, redudansi dan agregasi di sisi backhaul. Pada saat ini sedang dikembangkan sebuah teknologi yang disebut dengan Mesh Topology. Dengan teknologi ini, dimungkinkan sebuah aplikasi routing yang lebih dinamis, kemudahan agregasi dan kemampuan redudansi yang diperlukan untuk menangani desain jaringan yang sangat kompleks dan terdiri dari berbagai macam teknologi, produk dan fiturnya. Sebagian produk WLAN saat ini sudah mulai mengimplementasikan Mesh Topology walaupun masing-masing pabrikan masih menggunakan standar proprietary yang tidak menjamin terjadinya interoperabilitas.
Pada akhirnya, Teknologi WLAN lambat laun akan tergeser oleh penetrasi dari jaringan kabel yang diselenggarakan oleh operator. Namun, teknologi ini tidak akan habis begitu saja karena seiring dengan penetrasi tersebut akan terbuka lagi pangsa pasar baru di daerah suburban dan rural yang masih rendah nilai ekonomis pasarnya bagi teknologi jaringan kabel. Sementara solusi broadband tetap akan dibutuhkan di wilayah tersebut. WLAN masih akan tetap menjadi solusi terbaik untuk misi penetrasi akses Internet broadband pionee
PENDAHULUAN

Di era teknologi yang semakin canggih , salah satu kunci untuk memenangkan persaingan melawan kompetitor adalah informasi. Kita perlu mendapatkan informasi secara cepat, menyaring, dan terakhir meramu informasi tersebut agar kita dapat mengambil keputusan yang tepat.

Internet adalah salah satu sumber informasi yang dapat digunakan dengan mudah. Dengan hanya menghubungkan kabel modem ke telephone dan komputer, kita dapat melakukan dial up dan terkoneksi ke internet. Kita bisa menggali informasi dengan mengetik kata kunci yang ingin dicari pada sebuah search engine ( google, yahoo, dan lain-lain ).

Oleh karena internet merupakan hal yang sangat penting, maka sebagian besar pekerja mulai dari wirausahawan, jurnalis, sampai para eksekutif pengambil keputusan sangat bergantung dengannya. Akan tetapi bagaimana dengan mereka yang mempunyai mobilitas yang sangat tinggi ? Dapatkah mereka terhubung ke internet untuk menemukan informasi secara cepat tanpa tergantung oleh lokasi dimana dia berada ?

Melalui teknologi wireless networking ( jaringan nirkabel ), orang yang mempunyai mobilitas tinggi dapat melakukan koneksi ke internet. Semboyan “Connect anywhere, connect anytime” sering terdengar seiring dengan berkembangnya teknologi wireless ini.

Buku ini akan membahas tentang melakukan koneksi ke internet dengan salah satu teknologi wireless, yaitu CDMA. Hal pertama yang akan dibahas adalah pengenalan teknologi wireless, lalu terminal CDMA, akan dikupas juga tentang operator CDMA di Indonesia, dan yang terakhir adalah tutorial instalasi dan konfigurasi terminal CDMA untuk melakukan koneksi ke internet.

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI WIRELESS
Dalam sub bab ini akan dibahas sekilas mengenai perkembangan teknologi wireless mulai dari AMPS sampai dengan CDMA.

AMPS
Singkatan dari Advanced Mobile Phone Service. AMPS adalah salah satu teknologi komunikasi selular analog yang connection-oriented. Teknologi ini dirancang oleh Bell Labs pada tahun 1969. AMPS menggunakan frekuensi 800 MHz. Pada awalnya dirancang hanya untuk transmisi suara, lalu dikembangkan menjadi transmisi suara dan data.

Jangkauan jaringan AMPS terbatas tergantung kepada infrastruktur jaringannya. Teknologi ini stabil untuk jaringan suara dan data.

Kecepatan transmisinya berkisar antara 2,4 sampai 14,4 kbps. Troughput sangat dipengaruhi oleh interferensi dan noise.
Teknologi ini diimplementasikan untuk suara, data, dan fax. AMPS termasuk teknologi usang karena sudah ada teknologi terbaru yang menawarkan teknologi lebih cepat, stabil, dan aman.

CDPD

Singkatan dari Cellular Digital Packet Data. CDPD adalah teknologi selular digital yang berkembang pada sekitar tahun 90-an. Teknologi ini didesain untuk memperbaiki system selular terutama dibidang roaming, billing, sekuriti / autentikasi.
Teknologi ini berbasis TCP/IP ( packet switched communication ). Selain system digital , CDPD didesain untuk berjalan pada sistem analog ( AMPS ), dan CDMA.

Kelebihan CDPD adalah jangkauannya sangat luas. Kecepatan transmisi lebih cepat dari AMPS yaitu 19,2 kbps. Komunikasi bersifat full duplex ( mengirim dan menerima data secara bersamaan ). CDPD menggunakan metoda error correction untuk mengurangi interferensi dan noise, tetapi dengan adanya metoda tersebut membuat troughtput menjadi lambat.

CDPD diimplementasikan untuk internet dan mobile application, seperti : financial news, e-banking, dan lain-lain.

TDMA

Singkatan dari Time Division Multiple Access. Sesuai dengan namanya TDMA menggunakan metode multiple access.Slot frekuensi 30 kHz dialokasikan untuk membawa voice channel sebesar 48,6 kbps. Channel ini terbagi lagi menjadi enam slot yang setiap slotnya digunakan untuk voice.

Ada dua standar yang didesain untuk teknologi ini, yaitu :
IS-54 : Standar untuk 800 MHz ( tidak dapat digunakan untuk transmisi data ).
IS-136 : Standar yang dikembangkan untuk jaringan selular dan mendukung transmisi data sebesar 9,6 kbps pada sepasang slot, dua atau tiga pasang slot dapat dipakai untuk transmisi data sebesar 19,2 sampai 28,8 kbps.

Oleh karena memakai metoda multiple access ( memakai beberapa slot ) kecepatan transmisi lebih besar dari teknologi wireless sebelumnya.

Kekurangan dari TDMA adalah pada hardware support yang terbatas pada untuk transmisi data dengan TDMA saja.

Teknologi ini diimplementasikan untuk suara, data, dan fax.

GSM

Singkatan dari Global System for Mobile Communications. Biasa disebut sebagai second-generation mobile communication technology atau 2G.

Jaringan GSM terdiri dari tiga bagian:
1.Mobile Station (MS) : sebenarnya MS adalah handset beserta SIM ( Subcriber Identity Module ). SIM adalah modul yang membuat handset mempunyai identitas dan sistem autentikasi tersendiri. Handset mempunyai nomor IMEI ( An International Mobile Equipment Identity ) sebagai identitas unik yang membedakan dengan handset lainnya.
2.Base Station (BS) : BS merupakan interface antara MS dan infrastruktur jaringan GSM.
3.Network : MSC ( Mobile Switching Center ) merupakan inti dari network GSM yang menangani registrasi, autentikasi, ruting percakapan, dan lain lain. Media transmisi dari MSC ke Base Station adalah fiber optic, kabel tembaga, dan microwave.

Ada empat jenis transmisi data di dalam jaringan GSM, yaitu:
1.SMS ( Short Messaging Service ) : berupa pesan text antar GSM devices yang menggunakan 2.SMSC ( Short Message Service Center ) sebagai gateway.
Circuit-Switched Data : transmisi data sebesar 14,4 kbps. Untuk mentransmisikan data biasanya digunakan card/adapter sebagai penghubung antara komputer dan handset GSM.
3.GPRS ( General Packet Radio Service ) : transmisi data sebesar 114 kbps. GSM dengan GPRS service dikenal dengan 2.5G.
4.EDGE ( Enhanced Data Rates for GSM Evolution ) : transmisi data lebih cepat dari GPRS, yaitu sebesar 384 kbps. EDGE menggunakan frekuensi 800, 900, 1800, 1900 MHz.

GSM dengan teknik EDGE sangat cocok untuk layanan streaming multimedia dan aplikasi broadband lainnya. Dalam waktu dekat ini, salah satu operator selular di Indonesia sudah mulai mencoba menerapkan teknologi EDGE ini.

CDMA

Singkatan dari Code Division Multiple Access. CDMA merupakan teknologi digital tanpa kabel ( digital wireless technology ) yang pertama kali dibuat oleh perusahaan Amerika - QUALCOMM.

Melalui CDMA beberapa pengguna dapat berbagi pakai spektrum frekuensi yang sama tanpa ada pembicaraan ganda. Hal ini mengakibatkan CDMA lebih tahan terhadap interferensi dan noise.

Untuk menandai user yang memakai spektrum frekuensi yang sama, CDMA menggunakan kode yang unik yaitu PRCS ( Pseudo-Random Code Sequence ).

Tiga (3) perusahaan CDMA telecommunication providers yang dikenal dan beroperasi di Indonesia saat ini adalah: PT. Telkom Indonesia yang mengeluarkan produk dengan nama Flexi (800 dan 1900MHz) , Bakrie Telecom yang mengeluarkan Esia (800MHz), dan mobile 8 yang dikenal dengan nama Fren ( ).

Ketiga operator tersebut beroperasi dengan menggunakan protocol CDMA2000 (1X ).

Kelebihan CDMA :
Bandwidth dan troughput yang lebih tinggi dari teknologi sebelumnya karena teknik ini lebih tahan terhadap interferensi.
Sekuritas yang lebih tinggi terhadap teknologi sebelumnya, karena memakai metoda PRCS mencegah penyadapan percakapan dan cloning number.

Oleh karena keamanannya, CDMA sangat cocok diimplementasikan untuk layanan e-commerce dan e-banking, seperti : transfer, cek saldo, dan lain-lain.

MENGAPA BERINTERNET DENGAN CDMA ?
Pada sub bab ini akan ditampilkan perbandingan teknologi wireless dalam bentuk tabel sehingga tampak jelas perbedaan dan keunggulan CDMA dibandingkan dengan teknologi sebelumnya.

Teknologi :AMPS
Troughput: 14,4 kbps
Sekuritas: -

Teknologi :CDPD
Troughput:19,2 kbps
Sekuritas: --

Teknologi :TDMA
Troughput:19,2 s/d 28,8 kbps
Sekuritas: -

Teknologi :GSM
Troughput:14,4 s/d 56 kbps
Sekuritas: Terdapat enkripsi untuk transmisi suara dan data

Teknologi :CDMA
Troughput:153 kbps
Sekuritas:Metoda PRCS mencegah terjadinya penyadapan dan cloning number

Di Indonesia sudah terdapat tiga operator CDMA yang sudah dikenal masyarakat dan masing-masing memberikan layanan yang memungkinkan kita untuk berkoneksi di mana saja dan kapan saja secara cepat. Masing-masing operator menjanjikan kecepatan akses yang cepat dan coverage ( jangkauan ) yang luas.

Daya pancar CDMA yang sangat rendah (1/100 GSM) memungkinkan terminal CDMA hemat dalam pemakaian baterei, sehingga dapat beroperasi lebih lama untuk digunakan maupun stand by.

Oleh karena itulah maka penulis membahas tentang berinternet dengan media terminal CDMA.
Wireles LAN card dapat berupa PCMCIA,ISA,USB card atau ethernet card.Biasanya PCMCIA (Personal Computer Card International Association) digunakan untuk notebook,sedangkan yang lain digunakan untuk komputer destkop.
Wireles LAN card ini berfungsi sebagai interface antara sistem operasi jaringan client dengan format interface udara ke AP.Khusus notebook yang baru (contoh centrino)maka WLAN cardnya telah built in di dalamnya,sehingga dari luarnya tidak tampak adanya WLAN card.
Ditulis dalam wireless | Tidak ada komentar »

Antena Directional
September 16, 2006
Antena directional,yaitu antena yang mempunyai pola pemancaran sinyal dengan satu arah tertentu.Antena ini idealnya digunakan sebagai penghubung antar gedung tau untuk daerah (konfigurasi Point to Point)yang mempunyai konfigurasi cakupan area yang kecil seperti pada lorong-lorong yang panjang.
Ditulis dalam Uncategorized | Tidak ada komentar »

Antena Omnidirectional
September 16, 2006
Antena omnidirectional,yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal ke segala arah dengan daya sama.Untuk menghasilkan cakupan area yang luas,gain dari antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar,dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan ke bawah,sehingga antean dapat di letakan di tengah-tengah base station.Dengan demikian,keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak.Namun,kesulitannya adalah pada pengalokasian frequensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi.Antena jenis ini biasanya di gunakan pada lingkup yang mempunyai base station terbatas dan cenderung untuk posisi pelanggan yang melebar.
Ditulis dalam Uncategorized | Tidak ada komentar »

Access Point (AP)
September 16, 2006
Pada umunya LAN,device transceiver disebut sebagai Access point dan terhubung dengan jaringan (LAN) melalui kabel (biasanya berupa UTP).Fungsi dari access Point adalah mengirim dan menerima data,sebagai buffer data,sebagai buffer data antara wireles LAN dengan wired LAN,serta berfungsi mengkonversi sinyal frequensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel,atau di salurkan ke perangkat WLAN yang lain dengan dikonversi ulang menjadi sinyal frequensi radio.
Satu access point dapat melayani sejumlah user (beberapa literatur menyatakan bahwa satu access Point maksimal meng-handle sampai 30 user).Karena dengan semakin banyaknya user terhubung ke AP,maka kecepatan yang diperoleh tiap user jiga akan semakin berkurang.Bila AP di pasang lebih dari satu dan coveragre tiap AP saling overlap,maka client dapat melakukan roaming.Roaming adalah kemampuan client untuk berpindah ke tempat tanpa kehilangan koneksi dengan jaringan.
Komponen logika dari Access Point adalah SSID (service set Identifier)atau ESSID (extended Service Set IDentification)yang merupakan standar dari IEEE.Client harus menghubungkan PCMCIA cardnya ke access Point dengan SSID tertentu,supaya transfer data bisa terjadi.ESSID tertentu,supaya transfer data bisa terjadi.ESSID menjadi autentikasi standar dalam komunikasi wireles.
Ditulis dalam Uncategorized | Tidak ada komentar »

Repeater Mode
September 16, 2006
Konfigurasi repeater mode bertujuan untuk memeperbesar coverage dari suatu AP atau melakukan coverage pada lingkungan yang cukup sulit jika hanya menggunakan satu AP saja.Repeater mode dibuat dengan cara menambah AP baru yang berfungsi sebagai titik tengah (perantara) anatara client dengan AP lain yang terhubung ke wired LAN (root) dan terhubung langsung ke jaringan.Repeater ini menerima sinyal dari AP atau repeater lainnya,kemudian lakukan retransmit data-data tersebut.
Kelemahan arsitektur jaringan ini adalah tingkat throughput keluaran AP yang akan menurun drastis,mengingat fungsinya,yaitu menerima data-data yang dikirimkan melalui gelombang radio(RF) dan melakukan re-transmisi data-data tersebut pada gelombang radio yang sama,sehingga pekerjaan yang dilakukan lebih banyak dibandingkan dengan AP biasa.Pengaruh ini akan sangat terasa,jika jumlah repeater yang digunakan bertambah banyak.konfigurasi dari dua AP tersebut sama fungsinya seperti bridge SSID dan sinyalnya harus seragam.Perbedaannya terletak pada pemilihan setting AP sebagai repeater.
Ditulis dalam Uncategorized | Tidak ada komentar »

Bridge Mode
September 16, 2006
Untuk aplikasi Bridge mode,wireles LAN biasanya di gunakan untuk menghubungkan antar LAN (LAN TO LAN)yang paling terpisah.Karena jarak antar gedung tidak terlalu jauh (ratusan meter),maka Wireles LAN dapat digunakan sebagai alternatif solusi.Konfigurasi jaringan tersebut dilakukan dengan memakal dua AP (access point),satu sebagai AP dan pasangannya digunakan sebagai AP clent.
Cara setting model bridge mode sebagai berikut:
-pilih AP sebagai fungsi bridge
-Dua AP yang digunakan sebagai bridge,harus di konfigurasi dengan SSID dan channel frekuensi yang sama.
Ditulis dalam Uncategorized | Tidak ada komentar »

Perintah-perintah
September 14, 2006
1.Perintah jaringan
-ifconfig >>>akan memperlihatkan status jaringan yang sedang aktif
-netstat >>>akan menampilkan koneksi jaringan
-ping >>>digunakan untuk mencoba koneksi jaringan
-route >>>digunakan untuk melihat dan mamanipulasi tabel routing
-ftp >>>digunakan untuk memulai koneksi File Transfer Protocol
-telnet >>>perintah untuk login ke remote host
-traceroute >>>untuk memeriksa berapa lama satu paket melewati masing2 hop ke host yang di tuju
2.Perintah File Sistem
-df >>>akan melaporkan berapa banyak jumlah ruang yang masih tersisa
-fdisk >>>digunakan untuk melihat daftar tabel partisi yang ada sesuai dengan device yang ingin kita lihat
-fsck >>>digunakan untuk memeriksa dan memperbaiki file sistem
-mkdir >>>perintah untuk membuat direktori
-mke2fs >>>digunakan untuk membuat file sistem linux
-mount >>>perintah ini digunakan untuk memount device kedalam direktori linux
-unmount >>>perintah untuk meniadakan file sistem yang di mount
-showmount >>>digunakan untuk melihat device remote yang di mount seperti NFS
-ulimit >>>untuk melihat batas pemakaian “-a” “-c” “-f” “-n” “
-mkswap >>>digunakan untuk membuat area swap pada device atau file
-swapoff >>>untuk menonaktivkan device
-swapon >>>untuk mengaktifkan device
3.Macam-macam permisi
-chown >>>perintah ini di gunakan untuk mengubah kepemilikan suatu file
-chgrp >>>merubah group file
-cp >>>digunakan untuk menyalin file
-dd >>>digunakan untuk menyalin file dari standar input
-file >>>untuk mengetahui iformasi jenis file dari suatu nama file
-find >>>mencari file
-grep >>>digunakan untuk mencari string khusus pada target file atau stdin
-head >>>perintah untuk mencetak 10 baris pertama pada file yang ingin kita lihat
-less >>>untuk membaca file
-ln >>>untuk melihat link sebuah file
-more >>>untuk melihat file
-mv >>>perintah ini digunakan merubah atau memindahkan nama file 1 ke nama file 2
-rm >>>untuk menghapus file
-tail >>>perintah untuk melihat 10 baris terakhir
4.perintah proses
-ps >>>perintah untuk melihat suatu sistem yang sedang berjalan
-pstree >>>perintah untuk menampilkan proses dalam bentuk tree
-halt >>>perintah untuk menghentikan (halt) sistem
-shutdown >>>untuk mematikan
-reboot >>>hanya dengan reboot berarti sistem akan di jalankan kembali
-init >>>digunakan untuk mengganti Run Level
-kill >>>perintah ini untuk menghentikan suatu proses yang sedang berjalan
-top >>>perintah ini untuk daftar proses yang sedang aktif secara real-time
-nice >>>perintah untuk memperbaiki prioritas dan menyesuaikan penjadwalan yang sedang berlangasung
-renice >>>perintah renice akan merubah prioritas yang sedang berjalan
Ditulis dalam Uncategorized | Tidak ada komentar »

ROUTING !!!
September 14, 2006
Mengaktifkan fungsi routing:
[root@fileserver root]# echo 1 > /proc/sys/net/ipv4/ip_forward
Membuat default routing:
[root@fileserver root]# /sbin/route add default gw 202.154.179.65
artinya:semua paket yang tidak berada dalam jaringan local akan dikirimkan ke gateway dengan IP 202.154.179.65
Membuat routing dengan target/destination berupa sebuah host:
[root@fileserver root]# route add-host 10.22.77.1/32 gw 10.22.0.1
artinya:semua paket yang menuju 10.22.77.1/32 dan tidak berada dalam jaringan local akan dikirimkan ke gateway dengan IP 10.22.0.1
Membuat routing dengan target/destination berupa sebuah network:
[root@fileserver root]# route add -net 10.0.0.0/16 gw 10.22.0.1
artinya semua paket yang menuju 10.0.0.0/16 dan tidak berada dalam jaringan local akan dikirimkan ke gateway dengan IP 10.22.0.1
Ditulis dalam Uncategorized | Tidak ada komentar »

Instalasi Baner Filter
September 14, 2006
penempatan direktori banner filter harus didalami direktori www kita.misal saya di /srv/www/htdocs.download souce banner filter di :
http://phoroggy.com/files/unix/bannerfilter-1.21.tar.gz
#wget http://phoroggy.com/files/unix/bannerfilter-1.21.tar.gz
Ekstrak souce banner filter-1.21.tar.gz :
#tar -zxvf bannerfilter-1.21.tar.gz
kemudian pindahkan hasil ekstrak bannerfilter-1.21.tar.gz ke /srv/wwww/htdocs :
#mv bannerfilter-1.21 srv/www/htdocs/bannerfilter
#cd/srv/wwww/htdocs/bannerfilter
Edit file bannerfilter.conf :
#mv bannerfilter.conf/etc
#mcedit/etc/bannerfilter.conf
contoh konfigurasi bannerfilter.conf:
DATA=’/srv/www/.htdocs/bannerfilter;
WWW=http://127.0.0.1/bannerfilter/www’
LOG=’
bannergif=’banner.gif
kemudian tambahkan
dalam /etc/squid/squid.conf
Ditulis dalam Uncategorized | Tidak ada komentar »

Instalasi Mail Server
September 14, 2006
Lakukan istalasi melalui YaST,langsung ke konfigurasi mail server,yaitu melalui menu Network Services -> Main Transfer Agent
#yast
Beri tanda cek pada pilihan manggunakan Amavis,enable virus scanning (AMa ViS).Amavis adalah antivirus yang akan memeriksa email yang dikirim dan diterima oleh komputer client anda.
Tidak lupa juga untuk memberi tanda cek pada Accept remote SMTP connections.Dengan demikian mail server anda dapat menerima permintaan relay dari komputer-komputer client.Tetapi hati-hati dengan pilihan ini,anda harus melakukan filter pada paket TCP yang mengarah ke port mail server anda yaitu 25 agar mail server anda tidak melakukan relay untuk sender yang tidak sah.
Izinkan hanya server anda dan network anda yang berhak menggunakan jasa relay mail server anda:
#iptables -A INPUT -s 127.0.0.1 -p tcp –dport 25 -j ACCEPT
#Iiptables -A INPUT -s ! 10.22.77.0/24 -P tcp –dport 25 -j DROP
Ditulis dalam Uncategorized | Tidak ada kom